Vitamin B12 berperan penting dalam produksi sel darah putih, yang penting untuk berfungsinya sistem kekebalan tubuh dengan baik. Selain itu, beberapa gangguan sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami kekurangan vitamin B12.
Tanda-tanda Kekurangan Vitamin B12
Asupan vitamin B12 yang rendah akan menghambat produksi sel darah merah, yang akan menurunkan kadar energi. Tanda-tanda awal kekurangan vitamin B12 antara lain merasa bingung, lemah, dan lelah. Karena tanda-tanda kekurangan ini sangat samar, kebanyakan orang tidak berpikir untuk menjalani pemeriksaan. Namun, jika jika gejala-gejala ini berlangsung selama beberapa minggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Berikut tanda dan gejala kekurangan vitamin B12 secara umum
1. Kelelahan dan lemah
2. Kulit pucat
3. Sesak napas
4. Kesemutan
5. Penglihatan kabur
6. Keseimbangan menurun
7. Depresi
8. Gangguan pencernaan
Menipisnya penyimpanan vitamin B12 menyebabkan kerusakan saraf. Kesemutan, kelemahan, dan masalah keseimbangan merupakan konsekuensi dari kekurangan vitamin B12 jangka panjang.
Biasanya setelah tanda-tanda awal seperti kelelahan dan kelemahan, tanda-tanda yang lebih parah muncul, seperti kesemutan dan depresi. Tanda-tandanya beragam dan tidak memengaruhi semua orang.
Kulit pucat, sariawan, dan lidah bengkak adalah beberapa tanda kekurangan vitamin B12. Disebabkan oleh perubahan aliran darah akibat kekurangan vitamin B12, tanda-tanda ini biasanya baru muncul setelah bertahun-tahun.
Kekurangan vitamin B12 dapat memicu jenis anemia spesifik yang disebut anemia pernisiosa. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah autoimun, masalah pada lapisan lambung, atau bahkan kondisi bawaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Kadar vitamin B12 yang rendah dalam darah dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoporosis.
Kita tidak mungkin menyadari gejala kekurangan vitamin B12 sejak dini, karena tubuh dapat menyimpan vitamin B12 selama tiga hingga lima tahun. Tanda-tandanya biasanya muncul secara bertahap.
Kekurangan vitamin B12 pada bayi jarang terjadi tetapi bisa saja terjadi. Gejala serius seperti anemia, masalah gerakan, dan pencapaian tonggak perkembangan bisa berakibat fatal. Hal ini dapat terjadi jika bayi diberi makan makanan yang bebas dari produk hewani, atau jika ibu menyusui adalah seorang vegan yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 yang berlangsung selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang parah dan tidak dapat dipulihkan. Beberapa akibatnya termasuk kehilangan ingatan, kurangnya konsentrasi, dan disorientasi.
Kelompok orang-orang yang berisiko mengalami kekurangan vitamin B12
1. Vegetarian dan Vegan: Vitamin B12 ditemukan secara alami dalam produk hewani, jadi mereka yang tidak mengonsumsi daging, ikan, telur, atau produk susu mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan.
2. Orang Lanjut Usia: Dengan bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12 dari makanan dapat menurun. Semakin tua usia, semakin sedikit asam lambung yang diproduksi, yang merupakan kunci penyerapan vitamin B12. Akibatnya, sekitar 1 dari 31 orang dewasa berusia di atas 50 tahun mengalami kekurangan vitamin B12.
3. Orang dengan Gangguan Pencernaan: Kondisi seperti sindrom malabsorpsi, penyakit hati, atau operasi pencernaan dapat menghambat penyerapan vitamin B12. Ini termasuk orang dengan Crohn's disease, inflammatory bowel disease, leaky gut syndrome, ataupun Celiac disease.
4. Minum alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan gastritis, atau iritasi pada lapisan lambung, yang dapat menyebabkan rendahnya asam lambung dan berkurangnya penyerapan vitamin B12. Selain itu, vitamin B12 disimpan di hati, dan konsumsi alkohol dapat mengganggu fungsinya.
5. Ibu Hamil dan Menyusui: Kebutuhan vitamin B12 meningkat selama kehamilan dan menyusui, sehingga risiko kekurangan vitamin ini juga meningkat. Kadar vitamin B12 yang tepat sangat penting untuk kehamilan yang sehat, karena otak dan sistem saraf janin memerlukan kadar vitamin B12 yang cukup agar dapat berkembang dengan baik.
6. Orang dengan Obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti metformin yang digunakan untuk diabetes tipe 2, dapat menghambat penyerapan vitamin B12.
7. Wanita yang mengonsumsi pil KB dalam jangka waktu lama cenderung mengalami masalah dalam menyerap vitamin B12. Pil yang mengandung lebih banyak estrogen lebih erat kaitannya dengan kekurangan vitamin B12.
8. Beberapa obat sakit maag dapat menekan produksi asam lambung, yang dibutuhkan untuk menyerap vitamin B12. Penelitian telah menemukan bahwa mengonsumsi obat-obatan jenis ini selama lebih dari dua tahun dikaitkan dengan risiko kekurangan vitamin B12 sebesar 65%.
9. Beberapa operasi, seperti operasi bypass lambung, yang memengaruhi saluran pencernaan dapat mempersulit penyerapan vitamin B12. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk mencerna makanan.
Makanan yang Kaya dengan Vitamin B12
Vitamin B12 ditemukan secara alami dalam beberapa makanan, terutama dari sumber hewan. Daging dan ikan merupakan sumber vitamin B12 terbaik, terutama hati sapi dan kerang. Daging sapi giling, tiram, ikan trout, dan salmon juga merupakan sumber vitamin B12 yang sangat baik. Anda juga bisa mendapatkan vitamin B12 dari telur dan susu.
Beberapa makanan yang kaya vitamin B12 meliputi
• Daging dan organ hewan (seperti hati)
• Ikan dan makanan laut (seperti sarden dan kerang)
• Telur
• Produk susu (seperti yoghurt dan keju)
• Makanan yang difortifikasi (seperti sereal dan produk susu yang difortifikasi)
Kebutuhan Harian Vitamin B12
Kebutuhan harian vitamin B12 untuk orang dewasa adalah sekitar 2.4 mikrogram (mcg) per hari. Untuk ibu hamil, kebutuhan meningkat menjadi 4.5 mcg per hari, sedangkan untuk ibu menyusui, kebutuhan adalah 5 mcg per hari. Baik makanan yang difortifikasi maupun suplemen dapat membantu para vegan, orang dewasa yang lebih tua, dan siapa pun yang tidak dapat menyerap vitamin B12 alami. Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 saja mungkin tidak selalu membantu.
Efek Samping Vitamin B12
Karena B12 adalah vitamin yang larut dalam air, tubuh Anda hanya menyerap sedikit saja dan sisanya dikeluarkan melalui urine. Ini berarti Anda tidak akan mengalami efek samping yang berlebihan saat mengonsumsi suplemen B12. Namun, jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah banyak sekaligus, hal itu dapat menyebabkan diare dan gatal-gatal.
Diagnosa Defisiensi Vitamin B12
Kita hanya dapat mengetahui kadar vitamin B12 dalam tubuh dengan melakukan pemeriksaan darah. Ini bisa dilakukan di dokter perawatan primer, rumah sakit atau laboratorium medis.